Rabu, 16 November 2016

Biarlah Salah Satu Sisi Fikiranku Berkata

Ketika dibandingkan dengan masa lalunya dulu, bukan dibandingkan dengan anaknya yg lain. Padahal kebebasan yg diberikan kepadaku tak seperti yang dipunya dulu. Disitu saya kadang merasa tidak mendapat perilaku yang adil.

Mungkin beralasan bahwa aku harus menjadi teladan. Sedangkan tidak kurasakan hal yang sama saat aku kecil yang penuh batasan. Ku bersedih layaknya orang dewasa yang merasa sedih.

Masa kecilku hanya sebentar. Hanya itu yang kurasa. Ku ingin sesuatu yang diinginkan anaknya yg lain saat ini, aku harus menangis dan berlapang dada kalau aku tidak akan mendapatkannya. Sedangkan kini anaknya yg lain tidak meminta pun diberi. Meminta dengan menangis mungkin hari itu tidak diberi tapi di lain hari diberi.

Sedangkan aku hanya ingin satu hal yang berkaitan dengan hasil yang berkaitan dengan kepentingan kehidupam edukasi dengan harga yang sangat murah pun tak kudapat.

Aku terlalu sering meminta dengan menangis jadi aku adalah tidak baik.
Sebenarnya aku hanya ingin kebebasan sejak dulu, setidaknya kebebasan yang banyak batasan. Setidaknya aku mendapatkannya.

Namun itu terlambat, karena masa aku membutuhkan kebebasan yang berpengaruh di masa depan sudah berakhir. Aku sudah masuk di masa depanku dan aku sudah memetik hasil ketidakbebasanku pada masa dulu. Aku lebih sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, itu yang kurasa, namun setidaknya dengan kemampuanku kini aku bisa melakukan sosialisasi sebagai formalitas saja tidak terlalu dekat.

Hanya sekedar isi hati, karena sulit untuk diucapkan.

Aku penuh kesalahan dan mereka penuh harapan.

Biarlah salah satu sisi fikiranku berkata.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Aulia's WRITING Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang