Jumat, 05 Juni 2020

MIMPI , IMPIAN, CITA-CITA

Setiap orang pasti memiliki keinginan. Keinginan sesaat, jangka panjang, atau selamanya. Fitrah manusia memang memiliki nafsu-keinginan. 

Keinginan atau impian. Impian, mimpi, atau cita-cita adalah termasuk keinginan. What will you do, what you want, what will you be. Selama ini kebanyakan cita-cita itu diartikan sebagai profesi. Kamu mau jadi apa nanti? Padahal tidak hanya itu. Cita-cita/impian bisa berupa hal apa yang akan kamu lakukan pada suatu saat nanti.Semakin berusia, semakin berumur kita akan lebih memahami hakikat cita-cita. Profesi adalah salah satu langkah untuk merealisasikan hal tersebut. 

Keinginan bisa berupa langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan impian kita tersebut. Kita boleh saja berkeinginan, misalnya mau sekolah di sini, kuliah di sini, dengan jurusan ini, untuk menjadi ini, agar bisa melakukan INI. Seringkali kita mengalami hambatan dalam menjalankan langkah-langkah kita itu. Bisa saja karena orang lain juga punya rencana yang sama dengan kita, atau hal yang lain. Terkadang hidup itu terlihat kejam karena ada persaingan. Sebenarnya kalau kita bisa menyadari dengan hati yang lapang, kita bisa menerima dengan ikhlas jalan yang sebenarnya bukan rencana kita. Namun tetap saja kita harus konsisten dengan apa tujuan kita yang sebenarnya. Langkah adalah rencana.  Cita-cita/ impian adalah tujuan. Mungkin saja jalan yang kita rencanakan tidak berjalan dengan sesuai.

Menaruh Sebuah Harapan

Cinta. Kelihatannya membahagiakan?

Memang. Betapa mudahnya perasaan berganti. Kadang terbang, kadang jatuh terperosok sedalam-dalamnya. Betapa mudah sekali kita atau si dia berubah rasa nya. Tidak tahu, apakah kita yang salah atau dia. Yang pasti di antara keduanya ada yang menaruh harapan. Terkadang berlebihan dan terkadang yang terealisasi tidak sesuai ekspektasi. 

Haha, begitulah, cinta pada makhlukNya. Kadang membuat sangat kecewa. Lalu akhirnya kita pun mengadu kepadaNya. Bukankah kita seringkali diingatkan agar bisa menjaga semuanya. Penglihatan serta perasaan hati. Namun tetap saja nakal. Bukankah kita seringkali diingatkan agar berharap hanyalah kepada Allah semata. 

Begitu cepat Allah menjawab kegelisahan kita ketika kita sedang dalam kebimbangan dan mengharapkan petunjuknya. Ada saja cara Allah. Untuk mengingatkan kita, cinta itu layak atau tidak buat kita. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

“Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.” HR. Muslim (II/37 an-Nawawi) dan lainnya dari Hadits Tamim ad-dari radhiyallahu ‘anhu

"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi).

Hadits tersebut sudah mengatakan pada kita bahwa, jangan mencitai sesuatu secara berlebihan. Karena cinta sejati hanyalah cinta kepada Allah SWT yang pasti tidak akan mengecewakan kita.

Lalu bagaimana caranya mengalihkan cinta kita sepenuhnya hanya kepada Allah? Caranya yaitu dengan mendekatkan diri kepadaNya. Berharap dan mengeluh kepadaNya. Dibutuhkan kesarabaran memang, namun "innallaha maashobirin", Allah bersama orang-orang yang sabar.

Jadi semangat buat para pejuang cinta kepadaNya. Kita tidak boleh mencintai makhlukNya lebih besar dari cinta kita kepadaNya. Apalagi jika cinta tersebut adalah cinta yang belum halal. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga hati dan diri.


 

Aulia's WRITING Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang