10 Teori Terbentuknya Jagad Raya
1. Teori Big Bang (Ledakan Dahsyat)
Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big
Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta
berdasarkan kajian kosmologi
mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori
Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini,
alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara
terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009,
keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian
selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah
memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode
ilmiah beserta pengamatan.
Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma
Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta,
walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka
model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa
asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang
mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann.
Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi
yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana
yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki
kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin
jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat
seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa
lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan
suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai pemercepat partikel raksasa telah
dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori
tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini
memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa
adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori
ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai
kondisi awal alam semesta, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan
umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur
ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi
pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam
semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam
semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh
nukleosintesis ledakan dahsyat.
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran
radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model
kosmologis alternatif "keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah
ini secara peyoratif, namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan
mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan
antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang
besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang
merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara
reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis
pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario
teori ledakan dahsyat haruslah pernah terjadi.
2.
Teori “Keadaan Tetap” (Stabil)
Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung
menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama
dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat,
dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta
tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh
ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat
baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga
galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat
bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah
hidrogen.
3. Teori
“Mengembang dan Memampat” (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan
konstraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus
materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh
adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar
tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan
meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang
sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap
mengembang dan kemudian memampat lagi.
4. Teori “Alam Semesta Quantum”
Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun
1966. Dia mengemukakan bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan akan
selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori ini, ruang hampa pada hakikatnya
tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel sub atomik.
5. Teori
Kabut (Teori Nebula)
Teori kabut dikemukakan oleh filsuf Jerman yang bernama
Immanuel Kant pada tahun 1775. Teori ini hampir sama dengan yang dikemukakan
oleh Simon De Laplace, seorang matematikawan Prancis.
Teori kabut menyatakan bahwa mula-mula ada sebuah nebula
(kabut yang terdiri dari gas, terutama hidrogen dan helium, dan debu-debu
angkasa) yang bulat dan berotasi sangat lambat . Akibatnya kabut mulai
menyusut. Akibat penyusutan dan rotasi ini terbentuklah sebuah cakram datar dibagian
tengahnya. Matahari berada dipusat cakram. Cakram ini terus berputar lebih
cepat sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk materi. Dari materi
ini akhirnya terbentuklah planet-planet yang tetap mengitari matahari. Satelit
dari planet terbentuk dengan cara yang sama.
Proses terbentuknya tata surya menurut teori kabut
(nebula):
a) Nebula berasal dari gas dan debu, sebagian besar
menjadi Matahari.
b) Terbentuk Matahari dan planet lain yang masih Berpijar.
c) Matahari terbentuk planet-planet bertebaran tak
terarah.
d) Matahari berputar pada porosnya, planet-planet
terbentuk atmosfernya.
e) Planet terbentuk atmosfer, dibumi telah muncul
kehidupan karena sudah ada lapisan atmosfer.
6. Teori
Planetesimal
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Chamberlein dan F.
R. Moulton, ilmuwan Amerika awal abad ke-20. Teori ini mengatakan mula-mula ada
matahari yang berpapasan dengan sebuah bintang. Oleh karena letaknya
berdekatan, tarikan gravitasi bintang menyebabkan sebagian matahari tertarik
kearah bintang tersebut.
Ketika bintang menjauh bahan-bahan itu sebagian ada yang
terlepas dan jatuh ke matahari, dan sebagian menjadi gumpalan-gumpalan kecil
(planetesimal) yang mulai melayang diangkasa sebagai planet-planet yang
mengelilingi matahari.
7. 7. Teori Bintang Kembar
Teori ini ditemukan pada tahun 1930-an. Teori Bintang
Kembar menyatakan bahwa mula-mula ada 2 buah bintang kembar kemudian salah satu
bintang meledak. Oleh karena pengaruh gaya gravitasi, maka bintang yang meledak
menjadi kepingan-kepingan kecil yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak merupakan matahari sedangkan
kepingan-kepingan yang mengitarinya menjadi planet-planet.
8. Teori Protoplanet
Teori ini ditemukan pada tahun 1940 oleh Carl von
Weizsaeker, seorang astronom Jerman dan disempurnakan oleh P. Kuiper dan
Subrahmanyan Chandrasekar.
Teori ini menyatakan bahwa mula-mula dijagat raya ini ada
kumpulan gas dan debu. Kurang lebih 5 milyar tahun yang lalu, gumpalan gas dan
debu tersebut memampat. Proses pemampatan ini membuat partikel-partikel debu
dan gas tertarik kebagian dalam menuju pusat awan membentuk bola dan terus
berotasi. Rotasi inipun bertambah cepat dengan ditariknya partikel-partikel
debu dan gas ke pusat awan. Oleh karena rotasi yang cepat ini, maka gumpalan
gas mulai memipih membentuk cakram, bagian tengah tebal dan bagian pinggir
memipih. Akibat saling menekan, maka bagian tengah menjadi panas dan berpijar
(disebut protosun atau cikal bakal matahari). Bagian tepinya terpecah-pecah
akibat rotasi yang cepat. Bagian tengah ini yang akhirnya menjadi matahari dan
bagian tepi yang terpecah-pecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil (protoplanet)
yang tetap berotasi. Protoplanet akhirnya membeku dan menjadi planet-planet
serta anggota tata surya lainnya.
9. Teori Pasang Surut Bintang
Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon.
Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar
akibat bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki
oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Mereka berpendapat bahwa tata surya
terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar
yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi
Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi bola-bola cair dan
secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet
dan satelit.
10. Teori
Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
Untuk gambarnya menyusul yaaa :)
Ini diambil dari tugas Lintas Minat Geografi 3
0 komentar:
Posting Komentar